Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 142.


Jalal kembali ke arena pertandingan gulat. Athgah Khan mengumumkan bahwa petarung terakhir dari Mughal adalah Adham Khan.
Semua orang tertegun dibuatnya. Javeda tampak bersemangat.

Adham Khan pun datang dan mengatakan kepada Ruqaiya jika dirinya siap bertarung bila mendapat izin. Ia berjanji takkan membiarkan Mughal kalah, sehingga para penonton mulai mendukungnya.


Adham Khan mendatangi Jalal untuk berlutut. Ia juga berpikir bahwa suatu saat akan duduk di atas takhta tersebut. Sebelum benar-benar memulai pertandingan, ia minta jika berhasil menang, Jalal dan semua orang menganggap kesetiaannya.
Jalal balik bertanya bagaimana kalau kalah? Adham Khan menjanjikan kemenangan.


Segera Adham Khan menuju ke arena untuk melawan Imtiaz. Dengan cepat ia berhasil menumbangkan orang kuat itu. Bahkan, tanpa segan dan ragu, ia membunuh Imtiaz di depan banyak mata.

Jodha tak sanggup melihatnya. Benazir mengatakan bahwa kini semuanya bergantung pada dirinya. Sementara Jalal memerintahkan semuanya untuk ke ruang pertemuan.

Jalal menyatakan bahwa hari ini Adham Khan telah membuat Mughal bangga. Ia menyatakan telah memaafkannya dan memintanya kembali melayaninya – juga memberikan tiga medali: medali keberanian diberikan Jodha, medali Mughal diberikan Ruqaiya, dan medali Jalali Mughal diberikan Salima.

Adham Khan mendatangi ibundanya dan memperlihatkan medali kemenangannya. Maham menyapanya dengan berkaca-kaca.


Ketika Maham datang, Resham menghentikan dendangannya. Maham menyuruhnya terus bernyanyi. Maham menyatakan kebanggaannya pada Adham Khan. Meski begitu, ia punya satu kekhawatiran: kecerdasan Adham Khan!



Benazir tidak percaya Imtiaz bisa dibunuh dengan mudah oleh Adham Khan. Ia sempat terpeleset, sebelum akhirnya Adham Khan memegangnya, dan bertanya kenapa baru melihat Adham Khan sekarang?

Maham datang dan menjelaskan jika Benazir adalah pelayan khusus Jalal. Ia memintanya untuk tidak melakukan hal bodoh lagi.


Kepada Jodha, Hamida menjelaskan dirinya mengucapkan terima kasih telah memilih Adham Khan. Ia mengatakan Maham adalah pencetus idenya dan seorang pemimpin yang setia kepada Mughal. Jodha menjelaskan Ruqaiya juga harus diberikan pujian, karena ia telah memaafkan Adham Khan demi prestise Mughal (Ia merasa jika itu idenya maka takkan diterima siapapun).


Sharifuddin kesal Adham Khan bebas, sementara ia membusuk di penjara. Saat itu, ia mendengar tentara bicara Benazir dari Abul Mali. Sharifuddin segera ngeh jika ada bahaya mengintai Jalal.


Sharifuddin mengirimkan surat pada Jodha untuk menemuinya, menyangkut kehidupan Jalal. Hal ini membuat Jodha khawatir dan mengatakan Moti jika dirinya harus menemukan apa bahaya yang dimaksud oleh Sharifuddin.
Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 144.
0 komentar:
Post a Comment